Embun dan Fajar di Semesta Laternatif*

*Ini bukan typo. Maksudnya nanti-nanti, entah kapan, bisa iya bisa enggak

“What the fog!”

Fajar melompat dari peraduan

Coba lihat!”

Rasa, menyelinap pelan-pelanMengira tak ada yang tahu

Celingak-celinguk saat langit dipecah jingga”

“Ya mana mungkin rasa tahan

Tinggal diam dalam-dalam”

Balas Embun sekenanya”

Tapi kan di dalam lebih aman

Nyaman dalam-dalam”

Balas Fajar setengah gusar


Rasa memang bukan penyabar seperti Embun

Juga bukan pencuri peluk semalaman seperti Fajar

Ia pantas menandak-nandak, penasaran.

Karena Rasa,akan (ti)ada pada masanya

Masa yang niscaya bukan milik Embun dan Fajar di semesta Laternatif

Haikuhibiniu

Hijau di danau
Berperahu sendiri
Melupa jingga

Semilir surau
Mengembuskan dahulu
Menenun bila
Mana kulupa
Suatu hari nanti
Cara berpulang

Hijau di danau
Berperahukan diri
Melupa jika


Rawa Pening, 2017

H a r a p a n

H a r a p a n 
Setinggi apa yang (ny)aman
Dan untuk siapa?
Seolah-olah kita punya kendali
Padahal kita hanya tak punya nyali 
Buat jatuhnya jatuh
Sakitnya sakit

Kita takut rapuh
Lalu punah ditelan luka
Padahal apa lah hidup?
Tanpa jatuh
Tertimpa sangka

Coba jawab,
Serendah apa harapan harus tunduk
Pada waktu yang bajingan
Dan jarak yang keparat
Supaya kita punya kendali
Penuh
Untuk menakar (ny)amannya rindu 

Mikir (nggak) santai di ujung malam, Jun 2021

Unfeel and Refeel

We know nothing
About feeling

Thinking that we got it all figured out one day
Then finding out that we have not, the next day

NOT

Even 

Close

We know too much
About seeing
But nothing
N o t a t h i n g
About beLIEving

About (L)earning
To un-feel and re-feel
As
Far
As
The heart
Can 
Tell