Embun dan Fajar di Semesta Laternatif*

*Ini bukan typo. Maksudnya nanti-nanti, entah kapan, bisa iya bisa enggak

“What the fog!”

Fajar melompat dari peraduan

Coba lihat!”

Rasa, menyelinap pelan-pelanMengira tak ada yang tahu

Celingak-celinguk saat langit dipecah jingga”

“Ya mana mungkin rasa tahan

Tinggal diam dalam-dalam”

Balas Embun sekenanya”

Tapi kan di dalam lebih aman

Nyaman dalam-dalam”

Balas Fajar setengah gusar


Rasa memang bukan penyabar seperti Embun

Juga bukan pencuri peluk semalaman seperti Fajar

Ia pantas menandak-nandak, penasaran.

Karena Rasa,akan (ti)ada pada masanya

Masa yang niscaya bukan milik Embun dan Fajar di semesta Laternatif

Hampir Usai Hujan Bulan Juni

Hujan bulan Juni
Malam minta pulang
Sudah larut, katanya
Pagi mengeratkan pelukan
Nanti saja, rajuknya

Sungguh, tak ada yang terlalu dini
Untukmu membiasakan diri
Pada hal-hal yang tak kunjung usai
Seperti kita, di bulan Juni

Seperti juga kata-kata
yang bergelantungan di langit kamar
Tak ada yang lebih sedih
dari sebuah kisah yang berhenti di kata hampir
Usai hujan bulan Juni

Bukan semesta alternatif, Juni 2021

Mess I Yeah!

You gotta say Yes to Mess

And rest it to the west

Guess what’s best

Is such a waste!

Make haste

Roll them dice

Poke ‘er face

Run them maze

Cease

Seize

Missed,

Goddamit!