Embun dan Fajar di Semesta Laternatif*

*Ini bukan typo. Maksudnya nanti-nanti, entah kapan, bisa iya bisa enggak

“What the fog!”

Fajar melompat dari peraduan

Coba lihat!”

Rasa, menyelinap pelan-pelanMengira tak ada yang tahu

Celingak-celinguk saat langit dipecah jingga”

“Ya mana mungkin rasa tahan

Tinggal diam dalam-dalam”

Balas Embun sekenanya”

Tapi kan di dalam lebih aman

Nyaman dalam-dalam”

Balas Fajar setengah gusar


Rasa memang bukan penyabar seperti Embun

Juga bukan pencuri peluk semalaman seperti Fajar

Ia pantas menandak-nandak, penasaran.

Karena Rasa,akan (ti)ada pada masanya

Masa yang niscaya bukan milik Embun dan Fajar di semesta Laternatif

H a r a p a n

H a r a p a n 
Setinggi apa yang (ny)aman
Dan untuk siapa?
Seolah-olah kita punya kendali
Padahal kita hanya tak punya nyali 
Buat jatuhnya jatuh
Sakitnya sakit

Kita takut rapuh
Lalu punah ditelan luka
Padahal apa lah hidup?
Tanpa jatuh
Tertimpa sangka

Coba jawab,
Serendah apa harapan harus tunduk
Pada waktu yang bajingan
Dan jarak yang keparat
Supaya kita punya kendali
Penuh
Untuk menakar (ny)amannya rindu 

Mikir (nggak) santai di ujung malam, Jun 2021

Mess I Yeah!

You gotta say Yes to Mess

And rest it to the west

Guess what’s best

Is such a waste!

Make haste

Roll them dice

Poke ‘er face

Run them maze

Cease

Seize

Missed,

Goddamit!

What If

What if

We did not go back

To yesterday long forgotten

Would we miss it then?


What if

We celebrated goodbye

In ways we could remember

Would we surrender?


What if

We took no trips to regret

And had whatever guilts unpacked

Would we be sober?


What if

We had the guts and wits

To admit that we deserve better

Would we high five and live?

Sub 22.04.2021

Jalan Luka

Kita menabung luka, cukup untuk terjaga karena bahagia,

Bahagia itu melenakan.

Ia Membenarkan segala, yang kau ragu saat luka

Mengunci jawaban, yang kau tanya kala pedih

Bahagia membuat kita seolah (paling) tahu formula rasa, harap, dan derap yang paling tepat

Bahagia bikin kita mendongak congkak

Luka bikin kita tunduk, bertekuk

Mencari remah harap yang berserakan

Tercecer, sepanjang jalan

Sunyi…

Sungguh sunyi jalan luka

Sementara bahagia, penuh sesak dan hiruk

Pikuk mereka yang melupa

Akan luka yang lalu

Lalang dalam telanjang

19.03.21